Nabila Syakieb: Pergi Pagi, Pulang Dini Hari

Siapa yang tidak kenal Nabila Syakieb? Perempuan cantik kelahiran Bogor, 18 November 1985 ini saat ini disebut-sebut sebagai salah satu pemain sinetron terbaik. Wajah sulung dari tiga bersaudara pasahgan Syakieb Ali dan Huriah Nasir ini setiap hari muncui di layar kaca RCTI lewat sinetron berjudul Anugerah.

Sinetron Anugerah saat ini tercatat menjadi sinetron paling populer dan paling banyak ditonton. Dalam 3 minggu terakhir ini, menurut survei AGB Nielsen, sinetron produksi SinemArt ini selalu memuncaki perolehan rating. Melihattingginya animo masyarakat untuk menyaksikan sinetron ini, durasi sinetron yang tadinya 'hanya' 1,5 jam diperpanjang menjadi 2,5 jam.

Penambahan jam tayang atau durasi ini jelas merupakan sebuah pencapaian yang menarik. Pencapaian itu menjadi bukti bahwa kerja keras dan pengorbanan para kru, sutradara, dan para pemain tidak sia-sia. Kerja ekstra mereka mendapat apresiasi yang tinggi dari masyarakat. Asal tahu saja, dalam sehari mereka harus bisa menghasilkan dua episode.

Nabila juga ikut senang. Malah senang sekali. Perempuan cantik keturunan Arab ini, sama seperti para kru, merasa bahwa perjuangannya menghidupkan karakter tokoh Nabila tidak sia-sia. "Yang pasti, senang sekali kalau sinetron rating Anugerah bagus, Itu berarti sinetron ini diterima dengan baik oleh masyarakat luas," ungkapnya. Nabila pantas bahagia karena ia harus menguras banyak waktu, tenaga, dan pikirannya untuk bisa memberikan yang terbaik dalam sinetron ini. la harus bersungguh-sungguh dalam setiap potongan adegannya.

Kalau menangis, misalnya, ia harus benar-benar terlihat menangis dan bukan seolah-olah menangis. Seperti diketahui, selama ini Nabila lebih sering mendapatkan peran yang sama di banyak sinetron yang dimainkannya, yaitu gadis yang teraniaya dan selalu menangis. Alih-alih jenuh, Nabila malah menjadikannya sebagai tantangan untuk bisa memberikan yang terbaik.

Dalam sinetron yang disutradarai Erlanda Gunawan dan Gita Asmara ini, Nabila beradu akting dengan sejumlah

pemain seperti Dhini Aminarti sebagai Wulan, Samuel sebagai Fandy, Sheila Marcia sebagai Mawar, Giovanni Tobing sebagai Bima, dan pemain senior El Manik sebagai Arif. Scene-nya sangat banyak. Itulah mengapa hampir setiap hari ia berada di lokasi syuting.

Ketika beradu akting dengan Samuel Zylgwyn pada pekan pertama, katanya, ia sempat merasa kesulitan. la merasa kikuk. Itu karena sebelumnya ia belum pernah bermain satu frame dengan Samuel. Juga belum saling mengenal. "Pertama kali syuting, masih kaku. Chemestry-nya belum dapat," ujarnya.

Untuk mengatasi kekakuan itu, ia punya trik. la selalu ngobrol dengan Samuel setiap kali jedah syuting. Dari obrolan itu ia tahu bagaiman memancing Samuel supaya bisa berakting natural dengannya.

Sementara dengan pemain lainnya, Nabila tidak menemukan kendala karena sudah kenal atau pernah main bersama dalam sinetron sebelumnya. Atmosfer yang nyaman inilah yang membuat Nabila bisa berakting maksimal hingga seperti yang dilihat di layar kaca.

Tidak Persis Sama.

Perempuan berhidung mancung yang aktif dalam olahraga basket dan kegiatan Paskibra semasa di duduk di bangku SMU ini sebetulnya sempat ragu ketika memutuskan untuk terjun ke dunia layar kaca. Namun, setelah memikirkan matang-matang, ia berani melangkah, sehingga akhirnya sukses seperti sekarang ini.

"Banyak tawaran yang datang waktu itu. Salah satunya sinetron Cinta SMU. Aku baca sinopsisnya. Kok ceritanya bagus dan remaja banget. Akhirnya aku coba dan ternyata aku bisa enjoy di sinetron," kenangnya. Waktu itu ia masih berusia 16 tahun. la semakin dikenal sejak bermain dalam sinetron Anakku Bukan Anakku.

Seperti yang sudah disinggung, Nabila lebih banyak mendapatkan peran yang hampir sama. Lihat saja perannya sebagai Kasih dalam sinetron Kasih, Nabila dalam Cinta dan Anugerah, dan Nabila dalam Anugerah. Jika diperhatikan baik-baik, dalam ketiga sinetron ini Nabil seringkali muncul sebagai perempuan yang selalu meneteskan air mata, selalu menjadi korban.

Namun, Nabila berhasil membuat perbedaan dalam ketiga sinetron itu. "Memang semua sinetron yang saya perankan tidak jauh dari kesedihan dan hujan air mata. Namun, saya sebisa mungkin membedakannya. Jangan sampai masyarakat tidak bisa membedakan saat saya main di Kasih, Cinta dan Anugerah, dan Anugerah," timpalnya.

Untuk membedakan tokoh Nabila dalam sinetron Anugerah dengan sinetron sebelumnya, Nabila sengaja membiarkan rambutnya terurai panjang. "Perbedaan lainnya bisa dilihat dari bahasa tubuhnya. Setiap karakter harus ada penjiwaan agar dapat memperoleh hasil yang baik," sambungnya.

Pulang Dini Hari.

Meski sudah beberapa kali main sinetron yang syutingnya kejar tayang, Nabila masih saja terkaget-kaget pada ritme kerjanya. Di sinetron ini, Nabila harus sudah tiba di lokasi syuting tepatpukul 10.00 WIB Selesai syuting di tim l, ia langsung bergegas ke tim 2 untuk syuting lagi. Tak ada waktu untuk berleha-leha. Biasanya ia baru pulang dini hari. "Kalau syuting, biasanya hingga larut malam. Kelar syuting dengan tim lain, langsung syuting lagi dengan tim lainnya lagi," ungkapnya.

Sekalipun lelah dan kadang-kadang jenuh karena setiap hari berada di lokasi syuting, Nabila tetap professional, la berusaha menjalani hari-harinya dengan sepenuh hati karena dengan cara itulah ia membuat banyak orang senang. "Sesekali pasti ada canda tawa di antara kami. Lumayan bisa mengurangi otot-otot yang tegang. Wajar saja, sinetron ini kan tayangnya 2—3 jam. Jadi, kami harus ekstra kerja keras," terangnya.

Karena padatnya jadwal syuting sinetron, kuliahnya di Universitas Paramadina terhenti. "Asyik bekerja jadi ada saja godaan saat untuk kuliah lagi. Tapi saya tetap berkeinginan untuk menyelesaikan kuliah saya. Biar bagaimanapun pendidikan itu penting," kata wanita yang pernah menjadi lawan main Ashraf Sinclair itu.

(GENIE, Edisi 50, 1-7 Juli 2010)


BACA JUGA...